Sabtu, 11 Juni 2011

Anemia Kekurangan Besi pada Anak

ANEMIA adalah keadaan di mana kadar hemoglobin di bawah normal sesuai umur dan jenis kelamin. Pada anak usia di atas 1 tahun hingga masa pubertas dikatakan anemia jika didapatkan kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl. Salah satu penyebab tersering anemia pada anak adalah akibat kekurangan besi.

Besi merupakan bagian dari molekul pembentuk hemoglobin. Jika kadar besi kurang, pembentukan hemoglobin akan berkurang dan pada akhirnya kadar hemoglobin akan menurun. Pada awalnya terjadi penurunan cadangan besi dalam tubuh. Jika asupan besi terus berkurang akan timbul kekurangan besi yang belum memberikan gejala anemia. Namun, jika hal itu berlangsung terus, akan timbul gejala anemia.

Angka kejadian anemia di Indonesia berdasarkan SKRT 1995 pada anak usia kurang dari 5 tahun adalah 40,5 %, dan 47,2% pada usia 5-9 tahun serta 10-14 tahun. Pada usia tersebut bayi masih memiliki cukup cadangan besi dari ibunya yang diberikan selama dalam kandungan. Tetapi setelah usia 6 bulan cadangan besi itu akan semakin menipis, sehingga diperlukan asupan besi tambahan untuk mencegah kekurangan besi.

Penyebab anemia kekurangan besi

Penyebab terbesar anemia kekurangan besi ini adalah asupan besi yang tidak adekuat karena makanan yang kurang mengandung besi.

- Susu sapi segar hanya mengandung besi 0,5 mgd sehingga tidak direkomendasikan untuk diberikan pada bayi usia kurang dari 1 tahun. - Zat tannin yang terkandung di dalam teh terbukti dapat menghambat penyerapan besi dalam usus.

- Kelainan usus,

- Perdarahan

- Penyakit diare yang berulang

- Penyakit cacing

- Kebutuhan besi yang meningkat pada bayi premature dan masa pertumbuhan juga merupakan salah satu penyebab dari anemia kekurangan besi.

Kalau kita menjumpai bayi dan anak dengan gejala pusat lesu lekas capai, pusing, nafsu makan menurun, kemampuan bekerja dan belajar menurun, perhatian anak berkurang, sering timbul infeksi serta terjadi gangguan pertumbuhan kita harus memikirkan kemungkinan anemia kekurangan besi pada bayi dan anak tersebut.

Untu itu perlu diperlukan serangkaian pemeriksaan untuk membuktikan adanya penyakit ini, di antaranya pemeriksaan darah lengkap untuk melihat kadar hemoglobin serta nilai indeks sel darah merah, serta pemeriksaan kadar besi dalam serum.

Jika telah terbukti menderita anemia kekurangan besi, pengobatan yang diberikan berupa perbaikan diet dengan pemberian besi. Transfusi darah diberikan jika kadar hemoglobin kurang dari 3 g/dl, atau kurang dari 6 g/dl dengan didapatkan tanda-tanda gagal jantung. Terapi besi biasanya diberikan per oral (diminum). Besi yang biasa diberikan dalam bentuk ferrosulfat dengan dosis 6 mg besi/kg berat badan/hari. Walaupun rasanya kurang enak untuk anak-anak, bentuk besi ini paling mudah diserap oleh tubuh. Terapi besi ini diberikan terus sampai 6-8 minggu setelah mencapai kadar hemoglobin normal.

Pencegahan

Yang paling penting diketahui adalah bagaimana cara mencegah terjadinya anemia kekurangan besi, yaitu:

- Pemberian diet yang tepat dan suplementasi besi. Pemberian diet yang dianjurkan antara lain pemberian ASI minimal 6 bulan, menghindari minum susu sapi berlebihan, makan makanan yang mengandung kadar besi tinggi, seperti daging sapi, daging kambing, hati, ikan, kacang-kacangan, dan sayuran berwarna hijau.

- Menambahkan makanan yang dapat meningkatkan penyerapan besi di usus, seperti buah-buahan segar dan sayuran yang banyak mengandung vitamin C - Pemberian suplementasi besi dapat dipenuhi lewat susu formula maupun sereal yang mengandung besi (tron fortified milk formula dan iron fortified infant cereal). Pemberian diet serta suplementasi besi ini diberikan sejak bayi berusia 6 bulan, sedangkan pada bayi prematur dapat dimulai lebih cepat yaitu pada usia beberapa minggu karena kebutuhannya meningkat untuk pertumbuhan.

0 komentar:

Posting Komentar