Sabtu, 11 Juni 2011

gejala cacar api

Tulisan ini saya post khusus sebagai tambahan atas post saya tentang cacar air, karena banyaknya pertanyaan yang sampai ke email saya seputar masalah ini. Baiklah saya lengkapi sedikit tentang perbedaan kedua macam cacar tersebut.

Istilah kedokteran untuk cacar air adalah Varicella; sedangkan untuk cacar monyet atau cacar api, ini adalah penyakit kulit lain yang disebut Impetigo. Impetigo ini ada 2 macam, dan sering keduanya punya nama yang berbeda pula. Impetigo krustosa yang disebut cacar madu (pada beberapa daerah), dan impetigo krustosa atau cacar api / cacar monyet. Wah banyak ternyata ya ?? :)

Meskipun disebut cacar, kedua jenis ini (Madu dan Api) tak sama dengan cacar air karena cacar air disebabkan virus. Cacar madu merupakan kelainan yang terjadi di sekitar lubang hidung dan mulut. Cirinya: kemerahan kulit dan lepuh yang cepat memecah, hingga meninggalkan keropeng (kulit mati) yang tebal warna kuning seperti madu. Bila keropeng dilepaskan, terlihat luka lecet di bawahnya. Sedangkan cacar api sering terjadi di ketiak, dada, dan punggung. Penampilannya adalah kemerahan di kulit dan gelembung-gelembung (mirip kulit yang kesundut rokok – mungkin ini sebabnya sehingga disebut cacar api). Gelembung di kulit ini berisi nanah yang mudah pecah. Cacar api sangat mudah menular dan berpindah dari satu bagian kulit ke bagian lain. Jika terjadi pada bayi baru lahir, infeksi dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Penyakit ini dapat disertai demam dan menimbulkan infeksi serius.

Berikut silakan disimak perbedaan foto antara cacar api (atas) dan cacar air (bawah)

Tuh beda kan ?

Karena penyebabnya beda, pengobatannya juga beda. Ada satu hal yang -hampir- sama, yaitu sama-sama berbekas kalau sampai pecah, tapi cacar air lebih berat bekasnya. Terapi terhadap cacar air sudah saya jabarkan panjang lebar, dan itu tidak akan saya bahas lagi di sini. Nah kalau cacar api / cacar monyet penyebabnya adalah bakteri, tepatnya Staphylococcus. Setelah ditemukan penyebabnya, maka terapinya bisa relatif lebih mudah. Tinggal beri anti biotik yang paten, insya Allah beres deh. Yang perlu senantiasa diperhatikan adalah menjaga self-hygiene yang baik, agar tidak terjangkit penyakit ini. Kalau masih ada pertanyaan lagi silakan kirim comment, insya Allah saya jawab sampai puasssss :)

0 komentar:

Posting Komentar