Sabtu, 11 Juni 2011

gejala usus buntu pada anak-anak

Ada kesedihan yang sangat mendalam ketika Dr. Sahlan yang spesialis penyakit bedah itu menyarankan agar anak pertamaku Kaka Afni harus dioperasi usus buntunya, karena berdasarkan gejala klinis yang ada dan berdasarkan keluhan yang dirasakan pasien mennjukan 90 % kakak AFNI menderita appendicitis, dan ini berarti dalam tahun ini kakak Afni dirawat di Rumah Sakit Untuk yang kedua kalinya. Aku tanyakan kira-kira apa penyebabnya, sang dokter memberikan jawaban bahwa penyebab umum terjadinya appendicitis adalah infeksi bakteri yang diantara penyebabnya adalah penyumbatan oleh tinja/feces dan hyperplasia jaringan limfoid.

Apa yang diperkirakan sang dokter mungkin saja benar karena kk afni begitu jarang memakan makanan yang berserat apakah sayuran ataupun buah-buahan, sehingga kotorannya sulit diuarai dan mungkin saja bisa mengeras. Dan ternyata stelah operasi itu dilakukan apa yang diperkirakan sang dokter ternyata benar bahwa penyebnya adalah penyumbatan oleh tinja. Terimakasih Pak Dokter atas izin Allah engkau berkenan menolong anakku.
Dari penyakit yang diderita anaku terinsfirasi untuk mencari tahu seputar usus buntu dan akhirnya aku mendapatkan sejumlah artikel terkait usus buntu, mudah-mudahan artikel yang sengaja saya copas ini bisa bermanfaat untuk para penderita penyakit yang sama dengan anakku. Semoga bermanfaat.

Sebelum saya mengCOPAS artikel tentang usus buntu ada baiknya kalau diperhatikan dulu apasaja sih gejala-gejala usus buntu itu ?

Simak apa yang saya kutip dari : http://id.wikipedia.org/wiki/Usus_buntu
Gejala

Sakit perut, terutama dimulai di sekitar pusar dan bergerak kesamping kanan bawah.
Nafsu makan menurun.
Mual dan muntah.
Diare, konstipasi (sembelit), atau sering buang angin.
Demam rendah setelah gejala lain muncul.
Perut bengkak.

Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis)

Sumber : http://www.infopenyakit.com/2008/09/penyakit-radang-usus-buntu-appendicitis.html

Sebelum dibahas lebih jauh mengenai radang usus buntu yang dalam bahasa medisnya disebut Appendicitis, maka lebih dulu harus difahami apa yang dimaksud dengan usus buntu. Usus buntu, sesuai dengan namanya bahwa ini merupakan benar-benar saluran usus yang ujungnya buntu. Usus ini besarnya kira-kira sejari kelingking, terhubung pada usus besar yang letaknya berada di perut bagian kanan bawah.

Usus buntu dalam bahasa latin disebut sebagai Appendix vermiformis, Organ ini ditemukan pada manusia, mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Pada awalnya Organ ini dianggap sebagai organ tambahan yang tidak mempunyai fungsi, tetapi saat ini diketahui bahwa fungsi apendiks adalah sebagai organ imunologik dan secara aktif berperan dalam sekresi immunoglobulin (suatu kekebalan tubuh) dimana memiliki/berisi kelenjar limfoid.

Seperti organ-organ tubuh yang lain, appendiks atau usus buntu ini dapat mengalami kerusakan ataupun ganguan serangan penyakit. Hal ini yang sering kali kita kenal dengan nama Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis).

Penyebab Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis)
Penyakit radang usus buntu ini umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri, namun faktor pencetusnya ada beberapa kemungkinan yang sampai sekarang belum dapat diketahui secara pasti. Di antaranya faktor penyumbatan (obstruksi) pada lapisan saluran (lumen) appendiks oleh timbunan tinja/feces yang keras (fekalit), hyperplasia (pembesaran) jaringan limfoid, penyakit cacing, parasit, benda asing dalam tubuh, cancer primer dan striktur.

Diantara beberapa faktor diatas, maka yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyabab adalah faktor penyumbatan oleh tinja/feces dan hyperplasia jaringan limfoid. Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri untuk berkembang biak. Perlu diketahui bahwa dalam tinja/feces manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakteri/kuman Escherichia Coli, inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang berakibat pada peradangan usus buntu.

Makan cabai bersama bijinya atau jambu klutuk beserta bijinya sering kali tak tercerna dalam tinja dan menyelinap kesaluran appendiks sebagai benda asin, Begitu pula terjadinya pengerasan tinja/feces (konstipasi) dalam waktu lama sangat mungkin ada bagiannya yang terselip masuk kesaluran appendiks yang pada akhirnya menjadi media kuman/bakteri bersarang dan berkembang biak sebagai infeksi yang menimbulkan peradangan usus buntu tersebut.

Seseorang yang mengalami penyakit cacing (cacingan), apabila cacing yang beternak didalam usus besar lalu tersasar memasuki usus buntu maka dapat menimbulkan penyakit radang usus buntu.

Gambaran Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis)
Peradangan atau pembengkakaan yang terjadi pada usus buntu menyebabkan aliran cairan limfe dan darah tidak sempurna pada usus buntu (appendiks) akibat adanya tekanan, akhirnya usus buntu mengalami kerusakan dan terjadi pembusukan (gangren) karena sudah tak mendapatkan makanan lagi.

Pembusukan usus buntu ini menghasilkan cairan bernanah, apabila tidak segera ditangani maka akibatnya usus buntu akan pecah (perforasi/robek) dan nanah tersebut yang berisi bakteri menyebar ke rongga perut. Dampaknya adalah infeksi yang semakin meluas, yaitu infeksi dinding rongga perut (Peritonitis).

Tanda dan Gejala Penyakit Radang Usus Buntu
Gejala usus buntu bervariasi tergantung stadiumnya;

Penyakit Radang Usus Buntu akut (mendadak).
Pada kondisi ini gejala yang ditimbulkan tubuh akan panas tinggi, mual-muntah, nyeri perut kanan bawah, buat berjalan jadi sakit sehingga agak terbongkok, namun tidak semua orang akan menunjukkan gejala seperti ini, bisa juga hanya bersifat meriang, atau mual-muntah saja.
Penyakit Radang Usus Buntu kronik.
Pada stadium ini gejala yang timbul sedikit mirip dengan sakit maag dimana terjadi nyeri samar (tumpul) di daerah sekitar pusar dan terkadang demam yang hilang timbul. Seringkali disertai dengan rasa mual, bahkan kadang muntah, kemudian nyeri itu akan berpindah ke perut kanan bawah dengan tanda-tanda yang khas pada apendisitis akut yaitu nyeri pd titik Mc Burney (istilah kesehatannya).

Penyebaran rasa nyeri akan bergantung pada arah posisi/letak usus buntu itu sendiri terhadap usus besar, Apabila ujung usus buntu menyentuh saluran kencing ureter, nyerinya akan sama dengan sensasi nyeri kolik saluran kemih, dan mungkin ada gangguan berkemih. Bila posisi usus buntunya ke belakang, rasa nyeri muncul pada pemeriksaan tusuk dubur atau tusuk vagina. Pada posisi usus buntu yang lain, rasa nyeri mungkin tidak spesifik begitu.

Pemeriksaan diagnosa Penyakit Radang Usus Buntu
Ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan oleh Tim Kesehatan untuk menentukan dan mendiagnosa adanya penyakit radang usus buntu (Appendicitis) oleh Pasiennya. Diantaranya adalah pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiology ;

RADANG USUS BUNTU

Oleh Pouw Tjoen Tik

SUMBER : http://www.suarapembaruan.com/News/2008/06/01/Kesehata/kes01.htm

Salah satu pemeo dalam dunia kedokteran mengatakan: ”lebih baik seribu kali memotong usus buntu yang sehat dari pada sekali saja tidak membedah radang akut usus buntu”.

Hal ini bukan dimaksudkan untuk meremehkan operasi usus buntu. Pemeo tersebut hanya mengingatkan bahwa penanganan radang akut usus buntu tanpa pembedahan, risikonya jauh lebih besar ketimbang pembedahannya sendiri.

Walaupun bedah usus buntu merupakan tindakan gawat darurat, operasi ini tidak termasuk katagori bedah berisiko tinggi, terutama bila pasien datang dengan gejala-gejala dini. Dokter berpengalaman sekalipun kerap kali kewalahan dalam membuat diagnosis yang pasti.

Dalam hal ini keterangan pasien tentang awal timbulnya rasa nyeri sangat membantu penegakan diagnosis. Oleh karenanya, pengenalan gejala-gejala dini radang usus buntu perlu dimasyarakatkan.

Penyebab dan Gejala

Istilah usus buntu sebenarnya kurang tepat, karena usus yang seperti cacing ini tidak buntu, tetapi berhubungan dengan pangkal usus besar. Keradangan terjadi bila lubang penghubung tersebut tersumbat oleh tinja, cacing usus atau lendir getah bening yang mengeras.

Penyumbatan ini menyebabkan kuman-kuman dalam usus buntu menyerang dinding usus buntu. Usus buntu banyak mengandung kuman karena organ ini adalah jaringan getah bening yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh. Walaupun manusia dapat hidup normal tanpa usus buntu, pemotongan usus buntu yang tidak beradang, sebenarnya kurang tepat, karena dapat mengurangi daya tahan tubuh terhadap infeksi usus besar (Duke University Medical Centre in North Carolina – ABC News: October 10, 2007).

Nyeri ringan sekitar pusat atau lambung merupakan gejala awal dari radang usus buntu. Dalam waktu 6 jam, rasa nyeri secara berangsur meningkat dan mengarah ke perut bagian bawah sebelah kanan.

Pasien merasa lebih nyeri bila berjalan, mengangkat tungkai kanan, batuk, bersin atau mengejan. Pada perkembangan lebih lanjut, timbul demam hingga menggigil, mual, muntah, sembelit atau buang air besar (diarhae).

Diagnosis pada anak-anak dan lansia lebih sukar ketimbang pada orang dewasa muda. Untuk menegakkan diagnosis pada kelompok usia-usia ini, kerap kali dibutuhkan pemeriksaan dengan ultrasonography (USG) yaitu alat pemantul getaran suara yang bekerja sebagai layaknya alat pendeteksi benda-benda di dasar laut.

Pada anak-anak di bawah usia 2 tahun, gejala-gejala dini yang tersering adalah muntah dan kembung sehingga perut tampak membesar. Radang usus buntu pada anak di bawah usia satu tahun, praktis tidak terdiagnosis. Untungnya gangguan kesehatan ini terutama terjadi pada usia 11 hingga 20 tahun. Statistik menunjukkan bahwa pria lebih sering terserang ketimbang wanita, terutama bila dalam garis keturunannya ada yang mengalami keradangan usus buntu.

Pengenalan dini radang usus buntu dapat dibantu dengan mengukur suhu tubuh di bawah ketiak dan dubur. Dalam keadaan normal suhu dubur sekitar 0.5 derajat Celcius lebih tinggi ketimbang suhu ketiak. Bila perbedaan itu mencapai satu derajat Celcius atau lebih, maka harus diwaspadai kemungkinan terjadinya keradangan usus buntu.

Komplikasi radang usus buntu yang tersering adalah pecahnya dinding usus buntu. Isi usus buntu yang terdiri dari campuran nanah dan kuman-kuman tumpah ruah ke rongga perut.

Biasanya selaput perut segera melokalisasinya sehingga terbentuk abses. Komplikasi ini akan mengancam jiwa bila terjadi keradangan selaput perut yang luas (general peritonitis) atau kuman menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah (sepsis).

Pengobatan dan Pencegahan

Bila terjadi sembelit, jangan sekali-kali menggunakan obat pencahar baik yang di minum maupun yang dimasukkan melalui dubur. Obat pencahar sangat berbahaya karena dapat memecahkan dinding usus buntu yang beradang.

Rasa nyeri sekitar pusat yang mengarah ke bagian bawah perut sebelah kanan, harus ditengarai sebagai kemungkinan terjadinya radang usus buntu. Pasien secepatnya harus dibawa ke dokter dan untuk mempercepat persiapan operasi pasien jangan diberi makan atau minum.

Pembedahan harus dilakukan dalam 36 jam pertama sejak timbulnya gejala-gejala dini. Lama pembedahan sekitar 15-20 menit dan kesembuhan pasca bedah sangat cepat.

Pecahnya usus buntu sering kali terjadi 36 jam setelah gejala-gejala dini timbul. Dokter bedah terpaksa menunda operasi hingga abses terkendali dengan antibiotika.

Dalam dua dekade terakhir ini, usus buntu yang beradang dapat diambil tanpa perlu membuka perut. Teknik bedah ini disebut laparascopic appendectomy.

Irisan pada dinding perut hanya sekitar 0.5 – 1.5 cm. Melalui irisan ini dimasukkan tabung lensa teleskopik yang dihubungkan dengan kamera video. Tabung tersebut juga dilengkapi dengan kabel optic (fiber optic cable) yang dihubungkan dengan sumber cahaya halogen atau xenon untuk menerangi lapangan operasi. Di bawah penanganan dokter bedah yang telah berpengalaman, lama bedah laparoskopik ini berjalan sekitar 20-30 menit. Dibandingkan bedah usus buntu terbuka (laparatomy), teknik bedah ini lebih unggul, karena luka sayatan jauh lebih kecil sehingga kesembuhan lebih cepat dan rasa nyeri pasca bedah lebih ringan. Di samping itu, risiko operasi dapat pula ditekan sekecil mungkin.

Upaya pencegahan radang usus buntu masih dalam perdebatan. Beberapa penelitian melaporkan bahwa radang usus buntu lebih jarang terjadi pada mereka yang banyak mengonsumsi makanan berserabut seperti sayur mayur (terutama yang hijau) dan buah-buahan segar serta banyak minum air. Hal ini pada gilirannya pula akan mengurangi terbentuknya pengerasan tinja yang dapat menyumbat lubang usus buntu.

Penulis adalah alumnus Fakultas Kedokteran Unair, berdomisili di Austin, Texas, USA.

Usus Buntu dan Biji Jambu

Sumber : http://www.surya.co.id/2009/02/05/usus-buntu-dan-biji-jambu.html

Radang usus buntu akut tidak dapat disembuhkan dengan pemberian obat walaupun pemberian obat terutama antibiotik diperlukan untuk memperbaiki keadaan penderita sebelum dan sesudah operasi.

BANYAK orang percaya, biji cabe (cabai) dan biji jambu klutuk menjadi faktor penyebab radang usus buntu. Kabarnya, makin banyak makan keduanya, makin gampang penyakit itu menyerang. Ternyata, kepercayaan itu tumbuh subur, bahkan melewati garis generasi.

Entah mitos atau bukan, ada ahli yang mempertentangkan hubungan jambu biji sebagai penyebab utama datangnya radang pada usus buntu. Tak jelas siapa yang menciptakan mitos itu pertama kali. Para ahli menyebutkan, dari segi medis, tak ada hubungan antara biji cabe maupun biji jambu kelutuk dengan radang usus buntu.

Mitos ini berkembang karena usus buntu memiliki muara yang dirancang sedemikian rupa, sehingga dianggap mudah dimasuki biji-bijian. Mitos berkembang, muara itu merupakan gerbang masuknya sang biji ke dalam usus buntu. Setelah masuk, lama-lama berjubel dalam leher usus buntu. Kalau sudah menumpuk dan mengeras, radang pasti terjadi.

TApi apa bisa biji jambu atau cabe itu masuk begitu saja? Sebelum itu terjawab kita lihat dulu kasusnya. Penyakit radang usus buntu merupakan penyakit yang cukup sering dijumpai pada masyarakat bukan hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Berdasarkan sumber dari emedicine.com menyatakan ada sekitar 86 kasus per 100.000 penduduk dunia.

Usus buntu atau yang dalam bahasa kedokteran adalah appendix vermiformis merupakan organ bagian dari usus, besarnya kira-kira sejari kelingking, terhubung dengan usus besar dan terletak pada perut kanan bawah.

Fungsi dari usus buntu adalah untuk menyekresikan IgA yang sangat efektif untuk perlindungan terhadap infeksi. Tetapi perlu diketahui bahwa pengangkatan usus buntu hanya akan sedikit mempengaruhi system pertahanan tubuh karena IgA yang disekresi disini sangat sedikit sekali.

Radang usus buntu atau istilah medisnya appendicitis merupakan proses peradangan dari usus buntu yang disebabkan penyumbatan pada saluran usus buntu oleh karena adanya timbunan tinja yang keras (fekalit) atau pembesaran jaringan limfoid atau karena penyakit cacingan atau parasit atau akibat adanya benda asing yang menyumbat atau karena tumor.

Sumbatan ini mengakibatkan peningkatan tekanan dalam saluran usus buntu dan pertumbuhan kuman sehingga usus buntu membengkak. Inilah yang dikenal sebagai akut atau fokal appendicitis.

Bila dibiarkan terus menerus, akan terjadi penyumbatan pada vena dan memperparah pembengkakan pada usus buntu dan menyebabkan terjadinya iskemia (jaringan kekurangan O2) pada usus buntu.
Ujung-ujungnya, terjadi pecahnya (perforasi) dari usus buntu, yang dapat menyebabkan terjadinya peritonitis atau radang rongga perut dan segala akibatnya.

Gejala klasiknya, rasa nyeri sebelah pusar atau ulu hati yang berpindah ke perut kanan bawah. Nyeri bertahap dan makin lama semakin parah. Mual dan muntah. Pada permulaan, penderita biasanya tidak panas atau summer-sumer saja. Panas tinggi biasanya berhubungan dengan usus buntu yang perforasi. Sayang, gejala klasik ini hanya terjadi pada sekitar 55 persen penderita, sehingga menyulitkan dokter untuk segera mengambil tindakan.

Proses Diagnosa
Untuk mendiagnosa radang usus buntu ada beberapa cara. Yang paling dasar adalah berdasarkan gejala klinis. Hal ini dapat dilakukan bila gejala yang ada merupakan gejala klasik dari radang usus buntu.

Pada penegakan diagnosis ini, ada kemungkinan salah cukup besar 15-20 persen dari kasus, terutama pada perempuan karena seringnya timbul gejala mirip radang usus buntu akut pada perempuan terutama usia muda, yang mungkin berasal dari kasus ginekologi lain.

Bila diagnosa radang usus buntu akut tidak dapat dipastikan dari gejala klinis atau jika meragukan, beberapa pemeriksaan ini mungkin diperlukan untuk memastikan diagnosa. Misalnya, pemeriksaan dengan foto barium atau menggunakan USG yang cukup akurat dan tidak invasive atau bedah laparoskopi yang minimal invasive atau dengan penggunaan CT scan.

Pemeriksaan laboratorium kebanyakan dengan melihat jumlah leukosit (sel darah putih) yang umumnya meningkat pada kasus ini dan terlebih bila terjadi komplikasi.

Radang usus buntu akut tidak dapat disembuhkan dengan pemberian obat walaupun pemberian obat terutama antibiotik diperlukan untuk memperbaiki keadaan penderita sebelum dan sesudah operasi. Terapi definitif untuk radang usus buntu akut hanyalah dengan pembedahan.

Ada dua cara pembedahan yaitu terbuka atau dengan pembedahan laparaskopi (minimal invasive surgery). Indikasi pembedahan adalah semua pasien yang dicurigai appendicitis akut dengan nyeri menetap dan demam, adanya peningkatan sel darah putih dan keadaan klinis yang memburuk.

Tak ada kontraindikasi untuk melakukan pembedahan pada penderita appendicitis, tapi pada penderita yang telah terjadi abses akibat perforasi mungkin perlu di terapi dengan drainase cairan dan antibiotic infuse dan dioperasi setelahnya jika kondisinya sudah cukup stabil.

Setelah mendapat terapi bedah, diharapkan kontrol 1 s/d 2 minggu untuk merawat luka dan penerangan sebab terjadinya radang usus buntu. Penderita dapat kembali beraktivitas seperti biasa 2 s/d 6 minggu setelah operasi, tergantung keadaan penderita sebelum operasi dan cara operasi yang dipilih.

Anggapan Ngawur
Kembali pada mitos, apa bisa biji-bijian masuk usus buntu? Usus buntu atau umbai cacing itu memiliki gerakan peristaltik, yakni gerakan memompa ke atas bila ada benda-benda yang masuk ke tubuhnya. Gerakan peristaltik membuat benda yang masuk ke usus buntu termasuk biji sulit bersemayam di dalamnya. Mereka tidak bisa seenaknya mampir dan tak mau pulang.

Begitu tamu tak diundang itu menampakkan tanda-tanda mau datang, umbai cacing langsung menggertak dan menendangnya keluar. Jadi adanya pendapat bahwa biji cabe dituduh sebagai biang radang usus buntu pun gugur dan anggapan awam soal itu jelas ngawur.

Dr Stefanus Nangoi
Pemerhati dan praktisi kesehatan

0 komentar:

Posting Komentar